Friday, August 3, 2012

Dengarkan ini, Senja!


Kau mau tahu? mengapa aku selalu memanggilmu dengan sebutan "senja",  
yah walaupun itu memang bukan namamu. Bukan pula nama margamu.
Aku tahu kau pasti akan selalu diam dan takan bersajak apapun ketikaku berucap. 
 Tapi tolong dengarkan sejenak semua yang ingin kukatakan kali ini!



Aku ingat ketika kau mengusap keningku dengan sapu tangan birumu yang lusuh itu. 
Aku ingat betul kau selalu mengucapkan hal yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya. 
***

Di tempat itu, ia meneguk rindu yang kias terlampaui ciuman hangat darinya. Kau masih ingat?.
Aku melihat semuanya, tak perlu kau tutup-tutupi, semua binaran cahaya redup kunang-kunang kian berkitaran dihadapanmu. Kau tahu siapa mereka!. 
Mereka bukan hanya sekadar ilusiku semata, tapi mereka adalah duri yang kian menusukku hingga palung sanubari. Pedih.





 
Ku tertegun melihat ulah ketiadaan ini, laiknya hari ditiada harikan. Kelam.
 Kau diam dan aku terdiam, disaat itulah kita berpisah dan tak tahu kapan akan kembali. Kau hanya mengucapkan selamat tinggal dan mencium kening, memegang erat jemariku, aku membalasnya dengan ciumam yang biasa ku lakukan kepadamu.
Kau hanya membalas senyum kepadaku. Senyummu, yah senyummu bagaikan  kesedihan yang berujung kematian. Senyummu mengetarkan, mengayunkan,  menebarkan pesona sejatinya.



 
Kau hilang ditelan senyap malam. Aku ingin menghapuskan, lalu hilang dari kesunyian. Kota ini kota mati bertiadaan kehidupan. Semua rapuh, yang tertinggal hanyalah kesakitan  kian mengapung di udara. Menyelesup ke balik celah-celah kehampaan yang selalu terbesit dalam angan ditiap keheningan malam. Itulah dirimu senja!
(Aku menunggumu Senja. Sungguh.)
                               {KIY}                               

No comments:

Post a Comment

Hi! Join us for my account twitter @kameliaonta. Have fun! ;)