Kau mau tahu? mengapa aku selalu memanggilmu dengan sebutan "senja",
yah walaupun itu memang bukan namamu. Bukan pula nama margamu.
Aku tahu kau pasti akan selalu diam dan takan bersajak
apapun ketikaku berucap.
Tapi tolong dengarkan sejenak semua yang ingin kukatakan kali ini!
Aku ingat ketika kau mengusap keningku dengan sapu tangan
birumu yang lusuh itu.
Aku ingat betul kau selalu mengucapkan hal yang tak
pernah ku bayangkan sebelumnya.
***
Di tempat itu, ia meneguk rindu yang kias terlampaui ciuman
hangat darinya. Kau masih ingat?.
Aku melihat semuanya, tak perlu kau tutup-tutupi, semua
binaran cahaya redup kunang-kunang kian berkitaran dihadapanmu. Kau
tahu siapa mereka!.
Mereka bukan hanya sekadar ilusiku semata, tapi mereka adalah
duri yang kian menusukku hingga palung sanubari. Pedih.
Ku tertegun melihat ulah ketiadaan ini, laiknya hari ditiada
harikan. Kelam.
Kau diam dan aku terdiam, disaat itulah kita berpisah dan tak tahu kapan
akan kembali. Kau hanya mengucapkan selamat tinggal dan mencium kening,
memegang erat jemariku, aku membalasnya dengan ciumam yang biasa ku lakukan
kepadamu.
Kau hanya membalas senyum kepadaku. Senyummu, yah
senyummu bagaikan kesedihan yang
berujung kematian. Senyummu mengetarkan, mengayunkan, menebarkan pesona
sejatinya.
Kau hilang ditelan senyap malam. Aku ingin menghapuskan, lalu
hilang dari kesunyian. Kota ini kota mati bertiadaan kehidupan. Semua rapuh, yang tertinggal hanyalah kesakitan kian mengapung di udara. Menyelesup ke balik celah-celah kehampaan yang selalu terbesit dalam angan ditiap keheningan
malam. Itulah dirimu senja!
(Aku menunggumu Senja. Sungguh.)
{KIY}
|
No comments:
Post a Comment
Hi! Join us for my account twitter @kameliaonta. Have fun! ;)